MHNews.- Masih ingat tragedi berdarah di lahan tebu PG Jatitujuh beberapa waktu lalu? Ya, tragedi yang menewaskan dua petani tebu itu melibatkan oknum Anggota DPRD Kabupaten Indramayu yang kemudian menyeretnya jadi tersangka.
Setelah melalui proses persidangan yang panjang, Taryadi, oknum Anggota DPRD dari Partai Demokrat itu divonis delapan tahun penjara oleh PN Indramayu, Kamis (16/6). Vonis yang cukup berat itu dijatuhkan Majelis Hakim karena Taryadi dianggap sebagai dalang tragedi.
Karena sudah memiliki kepastian hukum (inkrah), Taryadi pun yang semula berstatus non aktif dipastikan diganti melalui proses Pergantian Antar Waktu (PAW). KPU Indramayu sendiri masih menunggu berkas dari DRPD, karena tidak bisa mengesekusi sendiri PAW Taryadi tersebut.
Ketua KPU Kabupaten Indramayu Ahmad Toni Fatoni mengatakan pihaknya baru akan mengeluarkan dokumen perihal PAW dari Taryadi, jika telah menerima berkas dari DPRD.
“Jadi, ketika proses sudah selesai di parpol, sudah ada putusan pemberhentian tetap, parpol akan mengajukan ke dewan. Dewan memproses memparipurnakan, baru diusulkan ke KPU. Siapa sih kandidat berikutnya, jadi KPU baru mengeluarkan dokumen. Bukan KPU sebagai eksekusi PAW-nya, bukan,” kata Toni, di kantornya, Rabu (22/6).
Ia mengaku hingga saat ini belum ada berkas dari DPRD tentang hal itu. Tetapi jika telah ada, maka KPU Indramayu akan segera memprosesnya dalam waktu maksimal 5 hari kerja yang disediakan untuk mengurusnya.
“Tapi selama ini, ketika sudah datang surat permohonan dari DPRD, biasanya hari keduanya kita langsung sampaikan karena hanya mengambil data dokumen nominatif berikutnya,” tuturnya. (man)
