KEBAYA itu jatidiri dan harga diri. Berkebaya itu keren dan membumi. Karenanya, seharusnya perempuan Indonesia, khususnya Wong Dermayu bangga berkebaya, selalu merasa keren dan penuh percaya diri.
Terlebih, kebaya telah menjadi busana dalam kancah dunia. Tidaklah heran, ada negara yang mengklaim, kalau kebaya sebagai busana tradisi mereka. Padahal berdasarkan fakta sejarah, Indonesialah yang berhak mengklaimnya.
Ikhtiar untuk mematenkan kebaya sebagai busana Indonesia kini tengah digencarkan. Melalui gerakan Kebaya Goes to UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) di berbagai daerah terus digelorakan, termasuk di Indramayu.
“Ayo kita dukung kebaya sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia. Sukseskan gerakan Kebaya Goes to UNESCO,” ajak Bupati Indramayu Nina Agustina Da’i Bachtiar kepada MHNews usai acara pelantikan Pengurus KORMI Indramayu di pendopo.
Untuk mendukung dan mensukseskan gerakan ini, Bupati Nina mengajak pengurus Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Indramayu dan Koordinator KORMI Kecamatan mensosialisasikan gerakan Kebaya Goes to UNESCO kepada masyarakat.
Dikatakan, salah satu ikhtiar yang akan dilakukan Pemerintah Indramayu, pihaknya bekerja sama dengan KORMI akan menyelenggarakan senam massal memakai kebaya. Senam Memakai Kebaya ini akan diupayakan tercatat di rekor MURI.
“Melalui senam massal berkebaya ini akan diusahakan agar tercatat di rekor MURI. Para peserta senam massal ini nantinya mengunggah fotonya ke website http://tradisikebaya.id/ sebagai dukungan untuk Kebaya Goes to UNESCO,” tegasnya.
Kebaya itu milik Indonesia sehingga jangan sampai di HAKI kan oleh negara lain. “Karenanya, yuk kita lestarikan kebaya sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia untuk dunia,” ajaknya penuh semangat. (wawan idris)
