“Kurang setuju kalau yang dibuat hanya patung Bung Karno saja. Sebaiknya patung Bung Hatta pun dibuat karena sama-sama tokoh proklamator. Apalagi dalam sejarahnya Bung Karno saat beraktivitas di Indramayu tidak sendirian. Ia juga turut ditemani oleh Bung Hatta,” papar Dartim.
Disertakannya sosok Bung Hatta dinilai Dartim bisa menghindari adanya nuansa politis dalam pembuatan patung tokoh nasional tersebut. Bahkan akan lebih baik lagi jika patung tokoh lokal pun dibuat agar masyarakat mengenal sejarah perjuangan tokoh lokal.
“Atau lebih baik lagi, misalnya di Gantar atau Haurgeulis dibuat patung M.A. Sentot. Karena ini ada historisnya sekitar tahun 1947-1948 Soekarno-Hatta pernah berkunjung ke wilayah Indramayu,” paparnya. (Tahun 1947-1948 Bupati Indramayu dijabat M.I. Syafiuddin atas perintah Bung Karno).
Saat ke Indramayu Soekarno-Hatta datang ke Stasiun Jatibarang, Gantar, dan Kepandean. Mereka datang dalam satu misi untuk meyakinkan bahwa Indonesia merdeka berdaulat. Saat itu kunjungan tokoh proklamator dikawal M.A. Sentot yang merupakan tokoh pejuang Indramayu,” jelas Dartim.