Tanggapan senada disampaikan Ketua Yayasan Indramayu Historia Indonesia, Nang Sadewo. Menurutnya pada saat membangun patung itu, story line kepentingannya harus jelas, artinya ada tidak korelasi manfaat bagi daerah itu.
Nang Sadewo tidak mempersoalkan tempat dibangunya patung itu, hanya saja menurutnya lebih baik patung itu dibuat berpasangan. “Saya tidak mempersoalkan di mana pun lokasi pembuatannya, yang harus diperhatikan adalah story line biografinya, ada ga keterkaitan sejarahnya,” ujar Dewo.
Ia menyarankan akan lebih bernilai jika dibuat bukan patung tetapi diorama pasangan tokoh proklamator. Diorama sendiri adalah sejenis benda miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau adegan. Dalam kontek ini adegan Soekarno-Hatta saat ke Indramayu.
“Pendapat saya justru lebih bagus jika dibuat diorama seperti di kota kabupaten lain. Hanya saja, perlu menekankan, pembuatan patung tersebut harus berdasarkan literasi yang mengandung cerita sejarah di tempat tersebut,” ujar Dewo.