Ia mengakui nilai rencana anggaran tersebut mengalami kenaikan dibandingkan Pilwu serentak 2021 yang senilai Rp 36 miliar. Pilwu serentak 2023 dengan jumlah 139 desa, penganggaran dananya lebih besar meski jumlah desanya lebih sedikit daripada Pilwu serentak 2021 dengan 171 desa.
Ia memberikan alasan bahwa hal itu disebabkan kertas HVS yang saat ini telah mengalami kenaikan harga. Begitu juga honor bagi panitia Pilwu yang rencananya akan ditambah dari semula hanya dua bulan, akan ditambah dua bulan hingga totalnya empat bulan. “Tapi itu tergantung, disetujui tidaknya itu tuh masih dibahas,” ungkap Asda I ini.
Selain itu, paparnya, dalam rapat tersebut juga mengajukan rencana pemungutan suara dilakukan di tempat pemungutan suara (TPS) atau per TPS. Cara demikian dinilai lebih baik daripada terpusat satu titik di balai desa. “Supaya tensinya (kerusuhannya) tidak tinggi,” ucapnya.