“Oleh karena itu, saya menantang para budayawan, para penulis semua, ayo saya tantang siapa yang bisa untuk menulis tentang local content kita,” tantangnya.
Ia mengatakan terkait muatan lokal itu biasanya terdapat pada naskah kuno yang ditulis pada media-media usang seperti lontar, daluang, atau lainnya. Diyakini, peninggalan-peninggalan itu masih banyak masyarakat yang memilikinya dan menyimpannya sebagai benda keramat warisan leluhur.
“(Tak hanya budayawan) jadi, siapapun orang Indramayu yang memiliki naskah-naskah kuno, ayo ke saya. Aslinya ga akan diminta, tapi mau diduplikasi dulu, mau disalin dulu, didigitalisasi, setelah itu dipajang (di DPA),” jelasnya.
Ia mengakui tak mudah untuk menyelamatkan hal-hal yang kuno itu. Pasalnya membutuhkan para ahli, seperti ahli benda kuno, ahli Bahasa Jawa dan penulisnya, sehingga membutuhkan juga anggaran dana yang cukup besar.