mhnews.id.- Tradisi membuat cimplo atau apem masih terus dilakukan masyarakat Indramayu setiap Bulan Bala dalam kalender Jawa atau Bulan Shafar tahun Hijriah seperti saat ini.
Pamong Budaya Ahli Muda Koordinator Cagar Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu, Suparto Agustinus memandang tradisi itu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala yang telah dikaruniakan.
Selain itu, cimplo yang dibagikan kepada saudara dan tentangga sekitar itu mengajarkan untuk berbagi kepada sesama. “Untuk tolak bala agar dia dan keluarganya serta apa yang dimiliki terhindar dari semua bahaya ataupun musibah,” ungkapnya, kepada mhnews.id, Senin (19/9).
Ia mengatakan tradisi itu berlangsung sejak lama. Ia pun tak mengetahui secara pasti periodiknya entah warisan budaya Hindu atau sudah masuk era Islam.