Dzikir di lisan adalah ibadah yang paling ringan. Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hendaknya lisanmu senantiasa basah dengan dzikir pada Allah.” (H.R. Tirmidzi no. 3375 dan Ibnu Majah no. 3793. Al Hafizh Abu Thohir menyatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Namun dzikir yang lebih sempurna adalah dzikir dengan hati dan lisan. Maksudnya, berzikirlah dengan diucapkan melalui bibir namun harus menghadirkan hati, penghayatan, dan perasaan. Pahami makna zikirnya sehingga hati, perasaan, dan pikiran pun hadir.
Penggabungan antara bacaan tasbih dan tahmid pada bacaan ‘subhanallah wa bihamdih’. Kalimat tersebut maknanya sama dengan ‘subhanallah wal hamdu lillah’, yaitu Maha Suci Allah dan segala pujian untuk-Nya.
Lafazh dzikir itu beraneka ragam. Dalam hadits ini disebut dua macam dzikir sekaligus. Pertama, subhanallah wa bihamdih. Di antara keutamaannya, siapa yang menyebutnya dalam sehari 100 kali, dosa-dosanya akan terampuni walau sebanyak buih di lautan.