Jika keyakinannya lemah maka sesuai dengan keyakinan agamanya. Ia akan terus diberi ujian hingga ujian sudah meninggalkan dia berjalan di atas bumi dalam keadaan tidak memiliki kesalahan.” (H.R. Ahmad, Bukhari, Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Sa’ad).
Tidak berhenti sampai di situ Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa ssallam pun memberi tuntunan kepada ummatnya untuk mengatasi ‘kegundahan’ karena merasa sudah jadi ahli ibadah, sholeh dan taqwa namun tetap hidup susah dan penuh dengan ujian.
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (H.R. Ahmad 4: 145).
Sedang bagi pemuja kebaikan dan kenikmatan dunia sesungguhnya Alloh Azza wa jalla akan memberikannya sesuai keinginannya, namun janganlah berharap ia akan mendapatkannya di akhirat. Alloh Azza wa jalla berfirman: