Dijelaskan Yoga, program budidaya maggot berawal dari upaya penanganan limbah sampah rumah tangga yang dihasilkan Lapas. Dengan modal kemauan, keuletan, pengetahuan, dan keterampilan sampah itu diolah sehingga bisa memberikan manfaat.
Melalui Integrated Farming, yaitu program berbasis kesinambungan terintegrasi dengan pertanian dan perikanan, olahan sampah digunakan untuk kepentingan pertanian dan perikanan tersebut. Selama ini hasil olahan sampah berupa maggot tersebut terbukti dapat meningkatkan produksi pertanian dan perikanan.
“Alasan Pertamina memilih tempat pembinaan di Lapas karena melihat tumpukan sampah rumah tangga yang banyak. Dari situlah tercetus ide kalo kita buat program pengolahan sampah tapi diintegrasikan dengan pertanian dan perikanan (intregrated farming),” jelas Yoga.
Lebih rinci Yoga menjelaskan, program ini awalnya direncanakan pada tahun 2020, namun karena covid ditunda dan baru dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2021.