Walau pun produksinya masih relatif kecil namun ini sangat menjanjikan untuk bisa dikembangkan lebih besar lagi. Terlebih pemasarannya pun sudah ada yaitu langsung dibeli pihak Lapas. Saat ini Kelompok Bima Sakti sudah bisa menikmati hasil usaha. Mereka sudah punya penghasilan meskipun di dalam penjara.
Tidak berjalan mulus
Budidaya maggot dengan program integrated farming tentu tidak berjalan mulus dan banyak hambatan. Salah satu faktor terbesar adalah kelompok warga binaan itu sendiri yang tergabung dalam Bima Sakti. Kelompok yang terdiri dari 8 orang wanita dan 10 pria ini benar-benar baru belajar bertani saat berada di lapas.
Karena miskin pengetahun, ilmu, dan pengalaman mereka setengah hati dalam melaksanakan kegiatannya. Penyebab lainnya, pada saat awal, lokasi budidaya berada di halaman depan Lapas, sehingga usaha untuk mengurus maggot, ternak lele, dan tanam pakcoy pun terbatas.
“Awalnya gagal dua kali, karena baru belajar bertani dan beternak saat di Lapas, kita kurang yakin waktu itu, selain itu lokasi budidaya, ternak lele dan tanam pakcoy berada di halaman depan, dimana di situ jam keluar dibatasi oleh petugas, sehingga tidak terkontrol,” ujar H. Nata Abdul Halim (58) salah seorang anggota kelompok.