Melansir detik.com, proses kerjanya yang cepat itu menyebabkan lebih banyak kasus kematian dibanding kasus sembuh. Dia menjelaskan, sebagian besar kasus infeksi naegleria fowleri terjadi setelah pasien berkontak langsung dengan air tawar.
Walaupun demikian, sebenarnya kasus kematian akibat infeksi amoeba pemakan otak ini tidak sering terjadi. Data menyebutkan, penemuan kasus infeksi ini sudah ada sejak bertahun-tahun lalu.
“Ada sekitar 300-an kasus sehingga dapat dikatakan kasus yang jarang terjadi dan menariknya, sebagian besar kasus itu pasiennya berkontak langsung dengan air tawar,” paparnya, dalam rilis yang dikutip dari laman Universitas Airlangga.
Peni menyampaikan, hanya ada beberapa orang yang sembuh karena dideteksi sejak awal, sehingga bisa menerima terapi optimal. Menurutnya, ada salah satu penyintas yang tidak mengalami kerusakan otak karena menggunakan kombinasi obat antiprotozoa dan terapi hipotermia.