mhnews.id.- Memasuki musim tanam (MT) pertama hingga tanaman padi berusia sekira 40 hari menjadi waktu bagi masyarakat petani melaksanakan tradisi Mapag Tamba. Tradisi tersebut dilakukan bertujuan agar tanaman terhindar dari penyakit dan hama serta hasil yang maksimal.
Pamong Budaya Ahli Muda Koordinator Cagar Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu, Suparto Agustinus mengungkapkan hal tersebut dan memaparkan tradisi masyarakat agraris Mapag Tamba itu kini hampir punah.
“Tujuannya berharap kepada Allah Azza wa Jalla melalui media air agar tanaman tidak terganggu oleh hama dan bisa menghasilkan hasil yang sangat maksimal,” katanya kepada mhnews.id, Senin (9/1/2023).
Tinus, demikian nama panggilan budayawan ini, menjelaskan bahwa Mapag Tamba atau menjemput obat itu mengambil air yang akan dijadikan obat dari tujuh sumur pilihan. Air dimasukkan ke dalam bumbung atau wadah yang terbuat dari bambu.