Yang tak disadari pernyataan Bulog ini pastinya akan mengusik martabat daerah yang berpredikat surplus beras tertinggi, daerah yg diakui sebagai penyangga pangan khususnya beras tertinggi nasional. Kenapa begitu?
Andai pun orang menerima alasannya, misal karena dikirimkan ke daerah-daerah lain yang terkena bencana. Pertanyaan lain akan muncul, apakah tidak ada juga beras Bulog yg diperdagangkan? Beras keluar dijual ke pedagang?
Pokok masalahnya akan terpulang pada pemikiran dasar. Bukankah semua pejabat atau orang yang dipercaya memegang tanggung jawab itu telah dipilih orang-orang terbaik yang bisa berpikir cerdas, membertimbangkan berbagai aspek, termasuk memberikan sanggahan atau alasan.
Dengan demikian, jika diminta oleh pimpinan instansinya dapat memberikan alasan yang jelas, argumentatif, berbasis data, dan tentunya dapat mempertanggungjawabkan segala keputusannya. Lebih dari itu, mempertahankan harga diri dan martabat daerah yang ditempatinya.