“Jadilah pemimpin yang “bernilai”, yakni hikmat, perikemanusiaan, bijaksana, dan adil daripada berjuang menjadi pemimpin “sukses”, ujarnya.
Karena itu “sukses” jabatan tidak perlu diraih dengan segala cara “culas” karena pada akhirnya jabatan apapun adalah “hak prerogatif” Tuhan untuk memberi dan mencabutnya dari siapa pun sekokoh apapun beton kekuasaan membentenginya. Wassalam.