Diakuinya dari penghasilannya itu ia bisa menapkahi istri dan enam orang anaknya. Tentu saja dengan pola sangat sederhana: makan apa adanya, tempat tinggal juga seadanya. Namun demikian Warsan mengaku tetap bersyukur karena keluarganya akur.
Akan tetapi kehidupan Warsan berubah drastis ketika covid-19 mewabah. Pria berusia 62 tahun ini terpaksa harus berhenti mengayuh becak karena memang tidak ada lagi orang yang memakai jasanya. Covid-19 memaksa orang untuk diam di rumah.
Setelah berhenti mengayuh becak, Warsan otomatis jadi pengangguran. Ia tidak lagi memiliki penghasilan. Uang pun tak ada. Padahal istri dan enam orang anaknya tetap harus makan. Warsan dan keluarganya pun semakin terpuruk.
“Waktu itu pandemi, saya nganggur, ga ada yang pake beca. Saya dari situ saya ga ada uang buat makan anak dan istri,” ungkap Warsan yang merupakan warga Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Indramayu ini.