“Sebab ketika kita membaca Al-Quran lalu kita bacanya asal-asalan, tidak sesuai tajwid dan sebagainya, justru akan mencelakakan diri sendiri,” tegas K.H. Satori sambil mengutip Q.S. Al-Ma’un: 4-5) yang artinya:
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” [Al-Ma’un: 4-5].
Sebaliknya, K.H. Satori mengatakan, sholat yang dilaksanakan dengan tumakninah dan penuh kesabaran akan mendekatkan pada kekhusyu’an. “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” [Al-Mukminûn: 1-2].
Dijelaskan K.H. Satori dalam agama disebutkan jika tidak mampu melaksanakan tarawih 23 rokaat dengan tumakninah bisa dilakukan 11 rokaat. Baik yang 23 rakaat maupun yang 11 rakaat semuanya ada dasarnya yang bersumber dari dalil-dalil dan kitab yang sohih.