Bukan itu urgensinya, pengganti Lucky Hakim sebagaimana dalam teori democtlratic accountability haruslah figur yang paling akseptable secara sosial, akuntabel dari sisi rekam jejak politik, dan kapabel dalam kerja-kerja teknokratis.
Tidak ada jaminan apapun kemesraan personal akan bertahan lama dalam politik karena politik adalah ruang kompetisi. Semesra apa pun akan selalu ada bergesekan dalam dinamika politik.
Gesekan akan semakin cepat terjadi manakala para pembisik di lingkaran terdalam mahir dan piawai memainkan peran “tukang sihir” seperti era Fir un di Mesir Kuno. Maka kemesraan akan cepat berubah menjadi konflik. Itulah sebabnya dalam diktum politik, tidak ada teman abadi kecuali kepentingan mengikatnya.
Dalam konstruksi poltik di atas itulah siapa pun wakil bupati yang hendak dipilihnya kelak, basis argumennya harus dijauhkan semata-mata dari pertimbangan “baper”, karena “mesra”, dan cocok secara personal dengan bupati.