Qiyam Ramadhan oleh para ulama disebut juga dengan istilah shalat tarawih. Penyebutan shalat tarawih ini didasarkan dari kata رواحا (santai). Dahulu, terutama di Makkah, qiyam dilaksanakan dengan ‘santai’, setelah selesai empat rakaat, jamaah selalu menyelanya dengan istirahat.
Shalat tarawih itu tidak ada bedanya dengan shalat malam dan juga tidak boleh dibedakan dengan shalat tahajud. Perbedaanya secara bahasa adalah bahwa tahajud itu artinya bangun setelah tidur. Hakikatnya shalat tarawih adalah shalat malam yang dimajukan diawal waktu.
Lalu kenapa kita tidak lakukan shalat tarawih pada sepertiga malam terakhir saja? Bukankah shalat malam itu yang paling bagus adalah pada sepertiga malam terakhir?
Maka kita katakan bahwa benar pada asalnya seperti itu, namun permasalahannya adalah kita mendapati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam ketika bulan ramadhan di awal malam.