Tidak lama kemudian datang pula Abdurahman bin Auf sang dermawan, membawa 200 uqiyah perak. Datang pula ‘Abbas bin Abdul Mutholib paman Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam, Tholhah bin ‘Ubaidillah, Sa’ad bin Ubadah, dan Muhammad bin Maslamah.
Mereka semua datang menginfaqkan seluruh kekayaannya di depan mata Ulbah bin Zaid. Dia juga melihat kedatangan orang-orang yang kurang berada membawa infaq semampunya, seperti ‘Ashim bin Adiy membawa 70 wasaq kurma, ada yang membawa dua mud bahkan satu mud kurma, tidak satu pun kaum muslimin yang tidak memberi kecuali kaum munafiqin.
Subhanalloh… Allohu Akbar… Itulah kedermaawanan para sahabat. Mereka begitu dermawan. Kedermawanan yang tanpa batas. Pada Perang Tabuk mereka tidak hanya bersedekah harta juga jiwanya.
Mereka terbebas dari nafsu dunia, ketamakan, dan kebakhilan. Mereka tidak takut miskin karena menginfaqkan seluruh hartanya dan lebih mengutamakan akhirat dengan balasan pahala sahid. (bersambung)
Penulis : Wawan Idris
Sumber : darunnajah.ac.id