“Misalnya, di saat PKS dan Demokrat mengklaim siap mendeklarasikan pasangan Capres-Cawapres dan membentuk infrastruktur pemenangan Anies, NasDem justru tampak bersikeras mengulur waktu hingga menit-menit terakhir (last minute),” tambahnya.
Umam menilai tidak bergeraknya NasDem kemungkinan besar disebabkan oleh situasi di mana NasDem tersandera oleh tangan-tangan kekuasaan yang tak terlihat atau the invisible hand). Umam menyebut hal itu belakangan punya hobi menggebug lawan politik dengan instrumen hukum.
“Karena ketakutannya pada manuver “tukang gebug” itu, Paloh cenderung memilih diam, mengulur waktu, dan tidak segera memutuskan nasib keberlanjutan pencapresan Anies,” katanya.
Selanjutnya, Umam menyebut Anies yang seharusnya tampil agresif memimpin koalisi, kini juga ikut-ikutan diam menyaksikan koalisinya stagnan. Bahkan, Anies juga dinilai sendiri belakangan juga tampak semakin gamang.