Cintia menuturkan, tidak ada komunikasi yang terjalin dari sang ibu dan pelaku. Namun, ada gerak gerik mencurigakan. “Saya lihat itu, dia berulang kali menepuk lengan ibu saya. Selama di bank, dia diam saja, ibu saya yang ngomong terus (ke teller),” paparnya.
Setelah dari Bank BNI, pelaku meminta lagi uang kepada korban. Namun, ATM di bank tersebut sudah tidak bisa lagi untuk tarik tunai sehingga mereka menarik uang lagi di ATM bersama.
Cintia berujar, komplotan penipu yang menghipnotis ibunya mencoba menguras seluruh isi tabungan usai mengambil kartu ATM, kartu tanda penduduk (KTP), dan buku rekening.
“Dia (pelaku) ngambil di ATM Bersama senilai Rp 1.250.000 itu sebanyak 15 kali penarikan, pas dicek itu penarikan di Jakarta Pusat. Itu dia (tarik tunai di ATM) setelah menurunkan ibu saya. Dia langsung menuju Jakarta Pusat untuk tarik tunai,” ujarnya.