Sebaliknya, muslim yang tidak menjadikan Al Qur’an sebagai pegangan hidupnya, maka ia akan dikendalikan hawa napsunya. Ketahuilah, hawa napsu itu adalah teman syaiton. Dan syaiton akan selalu mengajak pada kekafiran, kemaksiatan, dan dosa.
Orang-orang yang telah dikendalikan syaiton akan melalaikan kewajibannya beribadah kepada Alloh Tabaroqta’alla. Bahkan mereka merasa tidak berdosa walau melakukan dosa besar sekali pun, hingga azal menjemput. Saat itulah penyesalan pun datang.
“Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Qur’an itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu:
“Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa’at yang akan memberi syafa’at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?” (Q.S. Al A’raf: 53).