“Orang sekuat apapun akan bisa menangis karena alasan-alasan yang mendasarinya. Disini yg perlu ditekankan bahwa menangis bukanlah suatu kelemahan, tetapi merupakan respon emosional alami,” tegasnya.
“Artinya Pak Bas individu yang peka dan empatinya tinggi. Sebab individu yang lebih empatik mungkin lebih cenderung merespons dengan air mata ketika melihat atau merasakan perasaan seseorang entah sedang bahagia atau menderita,” imbuhnya.
Jika dihubungkan dengan kondisi politik terkini yang sedang memanas terkait pemerintahan dan presiden Jokowi, Hanna Rahmi menyebut bahwa hal tersebut merupakan cara dari Basuki untuk memproses konflik internal yang terjadi di lingkungannya.
“Kadang-kadang, menangis adalah cara untuk memproses konflik internal, merenungkan keputusan penting, atau merenungkan perubahan yang perlu dilakukan dalam hidup seseorang,” ungkapnya.