Yang tersisa tinggal para Penyuluh Pertanian muda yang belum teruji kapasitas dan kompetensinya sebagai seorang penyuluh pertanian yang berkualitas dan profesional.
Lebih parah lagi, di banyak daerah terekam para Penyuluh Pertanian yang ada, umumnya kurang ditopang oleh latar belakang pendidikan yang memadai. Tidak sedikit Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluhan Pertanian (THL-TBPP) yang basis akademiknya bukan dari disiplin ilmu pertanian.
Banyak lulusan IAIN atau UPI yang menjadi THL-TBPP. Padahal, seorang Penyuluh Pertanian sekarang, butuh pemahaman yang utuh, holistik, dan komprehensif terhadap dunia pertanian.
Melahirkan sosok Penyuluhan Pertanian yang berkualitas dan profesional, rupanya tidak sama dengan kita mencetak kue bandros atau pukis. Pencetakan Penyuluh Pertanian, perlu proses yang panjang dan ketelatenan dalam melakoninya.