“Pada intinya, yang penting bagaimana agar masyarakat bisa memilih calon pemimpin sesuai dengan hati nurani masing-masing di tempat pemungutan suara pada 14 Februari 2024 nanti. Jangan salah pilih pemimpin, jangan tertipu oleh jargon-jargon,” kata Mahfud.
Sebab, masa depan bangsa Indonesia di masa yang akan datang, ditentukan oleh suara rakyat Indonesia dari bilik suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Karena alasan tersebut itulah, Mahfud Md. meminta masyarakat tidak berspekulasi, tidak asal-asalan memilih pemimpin. Aspek keilmuan dan pengalaman dari calon pemimpin harus dipertimbangkan.
Bekenaan dengan acara Gebyar Shalawat, Mahfud mengapresiasi antusiasme masyarakat Kabupaten Probolinggo dalam kegiatan keagamaan tersebut.