Efeknya, tanpa janji, program ini hanya diikuti oleh sedikit guru yang memang berminat, rata-rata guru aktif, relatif menguasai teknologi informasi (IT), dan usianya pun mayoritas relatif masih muda.
Pendek kata, semula, Program Guru Penggerak, hanya diminati oleh mereka yang benar-benar berminat saja dan bersedia mendaftar sendiri, memiliki cukup waktu luang untuk menjalaninya, tanpa paksaan. Jumlah pendaftar dan peserta program yang lulus seleksi, relatif sedikit dibanding jumlah guru yang ada.
Jumlah pendaftar tampaknya tak sepadan dengan bagusnya Program Guru Penggerak. Padahal program ini berbiaya relatif sangat besar.
Untuk membangun piranti teknologinya saja, semisal memfasilitasi akun belajar khusus via google berakhiran id dan menyediakan fasilitas aplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) jelas memerlukan dana tidak sedikit.