Dan bid’ah-bid’ah yang mereka lakukan dari syari’at-syari’at yang bathil dan rusak adalah sesuatu yang disangka oleh pembesar mereka (‘Amr bin Luhay Al-Khuzā’i, semoga Allāh memburukkan wajahnya) sebagai suatu mashlahat dan sebagai suatu bentuk rahmat kepada hewan ternak.
Secara sekilas dan zhahirnya perbuatan ini seolah-olah tampak bagus. Unta yang sudah melahirkan anak betina 5 kali berturut-turut, dianggap telah berjasa sehingga tidak boleh disentuh dan diperas susunya.
Secara sekilas hal tersebut merupakan mashlahat dan rahmat, tetapi sejatinya hal tersebut adalah bid’ah yang sesat dan awal mula munculnya kesyirikan, yaitu mengkeramatkan hewan-hewan.
Maka setelah itu syirik berkembang, dimulai dari penyembahan patung-patung yang mereka jadikan washilah bagi mereka dengan Allāh Subhānahu Wa Ta’āla.