Nabi shallallahu ‘alaihi wå sállàm mengatakan pada pamannya ketika itu, “Wahai pamanku, katakanlah ‘laa ilaha illalah’ yaitu kalimat yang aku nanti bisa beralasan di hadapan Allah (kelak).”
Abu Jahal dan ‘Abdullah bin Abi Umayyah berkata, “Wahai Abu Thalib, apakah engkau tidak suka pada agamanya Abdul Muththalib?” Mereka berdua terus mengucapkan seperti itu, namun kalimat terakhir yang diucapkan Abu Thalib adalah ia berada di atas ajaran Abdul Muththalib.
Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam kemudian mengatakan, “Sungguh aku akan memohonkan ampun bagimu wahai pamanku, selama aku tidak dilarang oleh Allah.”
Atas perkataan Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam tersebut (akan memohonkan ampunan kepada Alloh Azza wa Jalla untuk pamannya) maka kemudian turunlah ayat: