“Tidak pantas bagi seorang Nabi dan bagi orang-orang yang beriman, mereka memintakan ampun bagi orang-orang yang musyrik, meskipun mereka memiliki hubungan kekerabatan, setelah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahanam.” [Q.S. At-Taubah: 113].
Allah Ta’ala pun menurunkan ayat: “Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak bisa memberikan hidayah (ilham dan taufik) kepada orang-orang yang engkau cintai.” [Q.S. Al-Qashshash: 56] (H.R. Bukhâri, no. 3884 dan Muslim, no. 24).
Begitulah akhir kehidupan Abu Thâlib. Dia meninggal dalam keadaan kafir. Adapun riwayat-riwayat yang menceritakan bahwa ia mengucapkan kalimat syahadat pada akhir hayatnya, maka riwayat-riwayat tersebut tidak ada yang shahîh.
Jadi, Abu Thâlib meninggal tidak dalam keadaan Islam. Tentu dalam masalah ini terdapat banyak hikmah yang hanya diketahui Allah Azza Wa Jalla , dan Allah Azza Wa Jalla Maha Adil. Sedikit pun Dia tidak akan berbuat zhalim kepada hamba-Nya.
Penulis : Wawan Idris
Sumber: rumaysho.com/almanhaj.or.id