Pada bulan Muharram, kelompok Syi’ah setiap tahunnya mengadakan upacara kesedihan dan ratapan dengan berdemontrasi ke jalan-jalan dan lapangan, memakai pakaian serba hitam untuk mengenang gugurnya Husain.
Mereka juga memukuli pipi mereka sendiri, dada, dan punggung mereka, menyobek saku, menangis berteriak histeris dengan menyebut: “Ya Husain. Ya Husain!”
Lebih-lebih pada tanggal 10 Muharram, mereka lakukan lebih dari itu, mereka memukuli diri sendiri dengan cemeti dan pedang sehingga berlumuran darah. Anehnya, mereka menganggap semua itu merupakan amalan ibadah dan syi’ar Islam. Hanya kepada Allah kita mengadu semua ini.
“Adapun menjadikan hari asyuro sebagai hari kesedihan/ratapan sebagaimana dilakukan oleh kaum Rofidhah karena terbunuhnya Husain bin Ali, maka hal itu termasuk perbuatan orang yang tersesat usahanya dalama kehidupan dunia sedangkan dia mengira berbuat baik.