30 C
Indramayu
Minggu, September 22, 2024


Kisah Sahabat Hassan bin Tsabit: Penegak Islam dengan Kekuatan (Lisan) Syairnya

ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Syair merupakan ungkapan tentang sesuatu yang baik atau buruk dengan bahasa yang indah mempesona.

Allah Azza wa Jalla mencela penyair yang berlebih-lebihan serta melampaui batas, baik dalam memberikan pujian maupun celaan. Terlebih kepada penyair yang mencela orang-orang yang sesungguhnya dimuliakan Alloh Azza wa Jalla.

- Advertisement -

Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidakkah engkau melihat bahwa mereka mengembara di setiap lembah dan bahwa mereka mengatakan apa yang mereka sendiri tidak mengerjakan(nya)? [Q.S. Asy-Syu’ara’: 226].

Namun demikian Alloh Azza wa Jalla juga memuji para penyair yang mulia, yaitu kelompok mereka yang diberkati-Nya. Alloh Azza wa Jalla berpirman:

Kecuali orang-orang (penyair) yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Alloh dan mendapat kemenangan setelah terzhalimi (karena menjawab puisi-puisi orang kafir). Dan orang-orang yang zhalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali. [Q.S. Asy-Syu’ara’: 227].

Mengutip Ensiklopedi Sahabat karya Mahmud al Mishri, seorang penyair yang diberkati Alloh Azza wa Jalla dan tergolong orang mulia adalah Hassan bin Tsabit. Beliau dengan kekuatan lisannya berjuang menegakkan Islam dan membela kekasihnya, Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam.

Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam pernah mengungkapkan kepada Hassan bin Tsabit, “Cacilah mereka, atau balaslah cacian mereka! Sungguh, Jibril selalu bersamamu (membantumu)” [H.R. Al-Bukhari (no.4123) dan Muslim (no. 2486)].

Sebagaimana Hassan bin Tsabit yang menegakkan Islam dan membela kekasihnya, Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam dengan syair (lisannya) maka sesungguhnya setiap muslim dapat melakukan hal yang sama, yaitu menyampaikan kalimat haq (kebenaran) sesuai kemampuannya.

Para cendekiawan, sastrawan, wartawan, atau siapa saja yang lisannya dapat didengar (mempengaruhi) atau tulisannya bisa dibaca (dan diikuti), sesungguhnya mereka mampu membela, memperjuangkan, dan membesarkan Islam.

Pada diri Hassa bin Tsabit terdapat teladan. Ia menggunakan syair dan keahlian berbicaranya untuk membela agama Alloh Azza wa Jalla, sehingga Alloh Azza wa Jalla pun mendukungnya dengan Jibril. Namun demikian, hati-hatilah agar sampai termasuk golongan sebagaimana firman-Nya:

Dan di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia mengagumkan engkau (Muhammad) dan dia bersaksi kepada Alloh mengenai isi hatinya padahal dia adalah penentang yang paling keras.

Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanaman-tanaman dan ternak sedang Alloh tidak menyukai kerusakan.

Dan apabila dikatakan kepadanhya, “Bertaqwalah kepada Alloh!” Bangkitlah kesombongannya untuk berbuat dosa . Maka pantaslah baginya neraka Jahanam dan sungguh (Jahanam itu) tempat tinggal yang terburuk. [Q.S. Al-Baqarah: 204-206].

Maka berbahagilah orang yang menggunakan pena, lisan, dan segala potensi yang dimiliki manusia (kaum muslimin) untuk membela, mempertahankan, menegakkan, dan membesarkan Islam sebagaimana sahabat mulia, Hassan bin Tsabit.

Penulis: Wawan Idiris

 

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

Berita Terpopuler