26.2 C
Indramayu
Jumat, Januari 10, 2025


Insyaflah, Harta dari Korupsi itu Berat Pertanggungjawabannya di Hadapan Alloh Azza wa Jalla

ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Korupsi di negeri ini sudah dianggap menjadi hal biasa.

Pelakunya tidak hanya pejabat negara, ASN, juga orang biasa seperti pedagang, karyawan swasta. Para pelaku dari kalangan pejabat negara seperti menteri, wali kota, bupati, banyak yang ditangkap KPK dan Kejaksaan Agung.

- Advertisement -

Uang miliaran bahkan mencapai ratusan miliaran rupiah hasil korupsi pun disita negara. Realitas ini sungguh sangat memprihatinkan.

Wahai Saudaraku, dengarlah sabda Rosululloh Sholallohu alaihi wa sallam berkenaan dengan prilaku korupsi ini. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan: Tidak akan bergeser tapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara.

Keempatnya yaitu tentang umurnya, untuk apa ia habiskan? Tentang jasadnya, untuk apa ia gunakan? Tentang hartanya, darimana ia mendapatkannya dan kemanakah ia menafkahkannya? Dan tentang ilmunya, apakah yang telah ia amalkan. [H.R at Tirmidzi].

Lebih dari itu, sebagaimana ditulis almanhaj.or.id., semakin banyak ia “menikmati” dan mengkonsumsi hasil korupsinya, itu berarti ia semakin membuka dan memuluskan jalannya menuju siksa neraka.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari harta yang haram. Neraka lebih pantas untuknya. [H.R. Ahmad].

Lalu bagaimana denga koruptor yang bertaubat sebelum meninggal dan yang hartanya diinfaksidakqohkan? Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Barangsiapa yang memiliki dosa kezhaliman pada saudaranya, baik berkenaan dengan kehormatan dirinya atau sesuatu yang lain, maka hendaknya ia berusaha melepaskannya hari ini, sebelum datangnya hari dimana tidak ada lagi uang dinar dan uang dirham (yaitu hari Kiamat).

(Jika pada hari Kiamat nanti kezhaliman belum terlepas) maka apabila ia memiliki amal shaleh, amal shalehnya akan diambil (diberikan kepada saudaranya) sesuai dengan kezhaliman yang dilakukannya, dan apabila ia tidak memiliki kebaikan, maka keburukan saudaranya akan diambil dan dipikulkan kepadanya. [H.R. Bukhori].

Juga sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Barangsiapa mengumpulkan harta haram kemudian ia menyedekahkannya maka ia tidak memperoleh pahala darinya dan dosanya terbeban atas dirinya. [H.R. Ibnu Hiban].

Uang haram, meskipun dalam jumlah yang tak seberapa tetap saja akan dapat berpotensi buruk bagi seseorang yang memanfaatkannya.

Seorang Muslim harus berhati-hati dan menyeleksi ketat apa-apa yang masuk dalam perutnya. Semoga Allâh Azza wa Jalla menyelamatkan kita dari fitnah harta di dunia ini.

Penulis: Wawan Idris

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler