ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Alloh Azza wa Jalla menjanjikan setiap doa akan dikabulkan jika hanya memohon kepada-Nya.
Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina. [Q.S. Ghafir: 60].
Namun demikian Alloh Azza wa Jalla tidak seketika mengabulkan doa seseorang yang memohon kepada-Nya sesuai dengan harapannya. Alloh Azza wa Jalla kadang menunda mengabulkan doa, kadang mengabulkannya dalam bentuk yang lain.
Karena itulah ketika doa-doa yang dipanjatkan belum juga terkabul, janganlah putus asa apalagi sampai berburuk sangka kepada Alloh Azza wa Jalla. Teruslah berdoa, karena berdoa itu sendiri merupakan perbuaran ibadah yang bernilai pahala.
Pada tulisan sebelumnya ada syarat agar doa terkabul. Namun ketika syarat-syarat tersebut terpenuhi, akan tetapi Allah Azza wa Jalla belum juga mengabulkan doa-doa, maka bisa jadi:
Pertama, dia tercegah dari kejelekan (bahaya atau musibah) yang lebih besar. Kedua, Allah Azza wa Jalla simpan doa tersebut sampai hari kiamat dan Allah Azza wa Jalla penuhi pahalanya yang sangat besar.
Selain itu, tidak dikabulkannya doa tersebut adalah karena hikmah tertentu, sehingga dia mendapatkan pahala dua kali: (1) karena sebab doanya.
Dan (2) karena sebab musibah yang menimpa dirinya dengan tidak dikabulkannya doanya tersebut dan Allah Azza wa Jalla simpan untuknya (berupa pahala) yang lebih besar dan lebih sempurna.
Perkara penting lainnya adalah hendaknya seseorang tidak merasa bahwa doanya tidak segera (lama atau lambat) terkabul. Karena hal semacam ini adalah sebab tidak dikabulkannya doa. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Doa salah seorang di antara kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa.” Para sahabat bertanya, “Apa maksud tergesa-gesa itu, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Yaitu ketika seseorang berkata, “Aku berdoa, aku berdoa, aku berdoa, namun belum juga dikabulkan.” [H.R. Bukhari No. 6340 dan Muslim No. 2735].
Untuk diingat, tak seharusnya ketika doa itu lama atau tidak segera Allah Ta’ala kabulkan, lalu tidak berdoa dan meninggalkan doa. Sebaliknya kita harus terus merengek-rengek berdoa. Bukankah setiap doa kepada Allah Ta’ala adalah ibadah dan menambah pahala?
Karenanya, hendaklah kita berdoa kepada Allah Ta’ala, dalam setiap urusan, baik yang umum atau khusus, sulit atau mudah. Berdoalah karena doa itu adalah bentuk ibadah kepada Allah Ta’ala dan karenanya sudah selayaknya kita untuk selalu berdoa. Wallahul muwaffiq.
Penulis: Wawan Idris