ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Bukanlah termasuk seorang Mukmin yang baik apabila ia tak menasehati saudaranya saat terjerumus akibat terkena rayuan setan.
Bukanlah seorang Mukmin yang baik bila ia melihat saudaranya sedang diliputi amarah, keburukan, dan membawanya terjatuh pada keharaman, namun dia tidak menasehati dan menolongnya.
Bukankah jikalau kamu melihat saudaramu celaka yang menyebabkan kematian, kemudian jiwamu tersentuh dan berusaha menolongnya? Mengapa kamu tidak berusaha menolongnya jika ia terjatuh ke dalam perbuatan yang menyebabkannya kematian hati nuraninya?
Dikutip dari almanhaj.or.id., sesungguhnya di antara kewajiban terhadap saudara-saudara kita yang bermaksiat adalah mencurahkan nasehat dan bimbingan kepadanya sebagai bentuk permintaan maaf kepada Allah Azza wa Jalla agar mereka bertaqwa.
Kita nasehati dengan hikmah, dengan cara yang baik, kita jelaskan kepada mereka pada kebaikan serta membujuknya agar melaksanakannya.
Kita jelaskan kepada mereka bahwa tidak ada wasîlah/perantara kepada ketenangan hati, kelapangan dada kecuali dengan iman dan amal shalih.
Kita jelaskan kepada mereka kebaikan-kebaikan taubat dari dosa dan kebaikan-kebaikan kembali kepada Allah Azza wa Jalla, bahwa taubat menghapuskan dosa-dosa yang telah lewat.
Demikian pula kita jelaskan kepada mereka tentang keburukan serta memberi peringatah kepada mereka. Kita jelaskan kepada mereka bahwa kemaksiatan dan kemungkaran merupakan sejelek-jelek perbuatan.
Perbuatan maksiat akan menambah jauh dari Allah Azza wa Jalla, dari makhluknya, menyesakkankan dada, dan membebani hati. Maka, orang yang berbuat maksiat walaupun ia merasakan nikmatnya akan berakhir pada penyesalan dan kerugian.
Akhirnya kita menjadikan mereka sebagai bahan pembicaraan suatu majlis. Yang benar adalah kita berusaha memperbaiki mereka dan menasehati mereka semuanya. Jika tidak, manusia akan celaka.
Sesungguhnya kaum Muslimin itu ibarat satu tubuh, jika salah satu anggota badannya sakit, maka seluruh tubuhnya juga akan merasa sakit. Untuk itu, bantulah saudara-saudara kalian dan perhatikan orang yang kondisinya berada bawah kalian.
Tegakkanlah perbaikan semampumu dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah Azza wa Jalla, sesungguhnya hanya orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah Azza wa Jalla.
Allah Azza wa Jalla berfirman: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. [Q.S. Ali Imrân:104-105].
Penulis : Wawan Idris
Sumber: almanhaj.or.id.