MHNEWS.ID.- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengajak para bupati dan walikota di wilayahnya untuk tidak membawa atribut partai dalam menjalankan kepemimpinan.
Dedi Mulyadi yang populer dengan sapaan KDM, mengungkapkan kerinduannya untuk berkeliling Jawa Barat, namun kegiatan tersebut harus ditunda karena mengikuti retret yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat.
Ia menekankan bahwa ketika seseorang menjabat sebagai Gubernur, Bupati, atau Walikota, ikatan yang ada adalah ikatan struktural pemerintahan, bukan ikatan politik.
“Mereka terikat oleh gubernur dan presiden. Keterikatan ini diatur oleh Undang-Undang,” jelas Dedi yang pernah menjadi Bupati Purwakarta ini.
Menurut Dedi, perbedaan mendasar ada antara Bupati dan Walikota dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI maupun anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten, kota, dan provinsi.
Anggota DPRD dan DPR RI tetap menjadi perpanjangan tangan partai karena merupakan anggota fraksi, di mana seluruh keputusan politik mereka diatur melalui mekanisme aksi dan fraksi yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai.
“Sangat berbeda dengan Bupati dan Walikota. Setelah terpilih, ikatan struktural politik bagi Bupati dan Walikota sudah tidak ada. Yang ada hanyalah ikatan emosional dan ikatan keanggotaan,” tambahnya, dikutip dari akun Tiktok dedimulyadiofficial.
Dedi juga menekankan bahwa pemecatan keanggotaan partai tidak akan mempengaruhi kedudukan Bupati, Walikota, maupun Gubernur.
Berbeda dengan anggota DPR, yang dapat diberhentikan atau diganti antar waktu jika dipecat oleh partainya.
“Walaupun melalui mekanisme Undang-Undang, bisa saja jika keberatan melakukan gugatan PTUN,” ungkapnya.
Melalui pernyataan ini, Dedi mengajak seluruh bupati dan walikota di Provinsi Jawa Barat untuk tidak lagi membawa atribut partai dalam kepemimpinan mereka.
“Saya harapkan tidak ada lagi warna partai dalam keputusan pemerintahannya. Misalnya soal kantor, jika standarnya putih, jangan diubah menjadi hijau, kuning, biru, atau merah,” tegas Dedi.
Ia juga menambahkan bahwa saat menjabat sebagai Bupati, ia hanya menggunakan standar warna hitam dan putih di gedung-gedung kantor dan sekolah.
“Karena itu adalah warna dari filosofi dasar yaitu tanah dan air. Semoga spirit ini menjadi spirit kita bersama dan mari kita bersama-sama mengurus lembur natakota Jawa Barat yang istimewa,” ajak Dedi.
Penulis: Wawan Idris