Oleh Budi Hendrawan (Ketua PC PMII Kabupaten Indramayu)
PEMBANGUNAN daerah Indramayu, sebuah kabupaten yang terletak di pesisir utara Jawa Barat, telah mengalami berbagai dinamika seiring berjalannya waktu.
Secara ekonomi, Indramayu dikenal sebagai daerah agraris dengan hasil pertanian yang melimpah, terutama padi dan palawija, serta sektor perikanan yang cukup maju.
Namun, meskipun memiliki potensi alam yang besar, pembangunan di Indramayu masih menghadapi sejumlah tantangan besar.
Pertama, infrastruktur yang kurang memadai menjadi salah satu faktor penghambat utama.
Meski ada beberapa upaya untuk membangun jalan raya dan fasilitas transportasi, masih banyak daerah terpencil di Indramayu yang sulit dijangkau.
Kondisi ini tentu saja menghambat distribusi barang dan akses ke layanan dasar. Hal ini turut memperlambat pertumbuhan ekonomi, karena potensi sumber daya alam yang ada belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal.
Kedua, sektor pendidikan dan kesehatan yang masih perlu perhatian lebih.
Meskipun telah ada pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan, kualitasnya masih belum merata di seluruh kecamatan.
Banyak sekolah dan puskesmas yang belum memadai dalam hal fasilitas dan sumber daya manusia, yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya kualitas SDM di daerah tersebut.
Pendidikan yang belum berkembang dengan baik menyebabkan rendahnya tingkat keterampilan dan daya saing generasi muda Indramayu di pasar kerja.
Selain itu, masalah lingkungan juga menjadi isu penting dalam pembangunan Indramayu.
Kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, polusi dari industri pengolahan hasil laut, serta kerusakan ekosistem pesisir, menambah tantangan bagi pemerintah daerah dalam menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.
Deforestasi dan pengurangan kawasan hijau menyebabkan kerusakan habitat alami dan mengancam keberagaman hayati yang ada.
Tantangan lain adalah ketimpangan pembangunan antar daerah. Sementara pusat-pusat ekonomi seperti kota Indramayu cenderung lebih berkembang, daerah pedesaan dan pesisir masih tertinggal dalam banyak aspek.
Hal ini memicu arus urbanisasi yang cukup tinggi ke kota-kota besar, meninggalkan daerah pedesaan dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit dan potensi ekonomi yang belum digali secara maksimal.
Namun untuk melakukan beberes dermayu, terdapat sejumlah langkah yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan ini.
Pengembangan infrastruktur yang merata, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta penerapan kebijakan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan akan sangat penting untuk memastikan bahwa pembangunan Indramayu dapat berjalan dengan lebih baik.
Pemanfaatan teknologi pertanian dan perikanan modern, serta peningkatan keterampilan sumber daya manusia, juga menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi yang ada di daerah ini.
Secara keseluruhan, pembangunan di Indramayu masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan.
Ke depannya, pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan perlu menjadi prioritas agar kesejahteraan masyarakat Indramayu dapat terwujud secara merata dan berkelanjutan.
Untuk bisa mengimplementasikan Visi Indramayu REANG (Religius, Ekonomi Kerakyatan, Aman dan Nyaman, Gotong Royong) tentunya yang harus di perlukan adalah membenahi internal stakeholder kedinasan.
Masalah ini saya kira jadi PR serius karena masih banyak kepala dinasnya di Plt.-kan sehingga kurang begitu maksimal dalam bekerja membantu bupati.
Untuk bisa mewujudkan visi Indramayu REANG itu jelas harus benahi dulu internal stakeholdernya. ***