26.7 C
Indramayu
Selasa, Maret 18, 2025


Sholatlah dengan Niat hanya untuk Meraih Ridha Alloh Azza wa Jalla

ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Sholat itu ibadah yang paling utama namun sangat berat melaksanakannya.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata: “Pada suatu malam, aku shalat bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Beliau berdiri sangat lama sehingga aku berniat untuk melakukan suatu keburukan.”

- Advertisement -

Kemudian ditanyakan: “Apa yang ingin kamu lakukan?” Maka dia (Ibnu Mas’ud) menjawab: “Aku ingin duduk dan meninggalkan baginda nabi (shalat sendirian).” [H.R. Al-Bukhari, no. 1135 & Muslim, no. 773].

Syaikh Shalih al Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin dan Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy dalam Kitab Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin menjelaskan faedah-faedah hadist tersebut, di antaranya:

Pertama, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah insan yang paling bersungguh-sungguh dalam menunaikan ibadah, karena beliau mengamalkan amalan yang berat ini hanya untuk meraih ridha Allah Ta’ala.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam menggambarkan keadaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya:

“Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.” [Q.S. Al-Fath: 29].

Kedua, keutamaan sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia adalah salah satu yang membantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sehari-hari seperti mempersiapkan bantal dan siwak, juga berusaha mengikuti ibadah nabi yang mulia, walaupun terasa berat olehnya.

Ketiga, diperbolehkan berjamaah dalam shalat malam, tetapi tidak selalu, hanya sesekali atau tidak sering, kecuali di bulan Ramadhan, karena pada bulan Ramadhan itu, shalat malam disunnahkan untuk dilaksanakan secara berjamaah.

Keempat, petunjuk dari Rasul bahwa disunnahkan memperpanjangkan rakaat shalat malam, jika ia memperpanjangkan dalam berdiri maka sunnahnya juga memperpanjangkan ruku’, sujud, duduk antara dua sujud, bangkit dari ruku’ dan seterusnya.

Karena sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mendirikan ibadah shalat adalah secara proporsional.

Jika memperpanjangkan berdirinya maka beliau memperpanjangkan rukun yang lainnya, sebaliknya jika tidak lama berdiri, baginda nabi juga tidak lama dalam rukun yang lain.

Kelima, faedah berharga tentang kejujuran para sahabat nabi dalam meriwayatkan kisah dan peristiwa tentang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik dalam urusan ibadah maupun muamalah, kendati hal tersebut boleh jadi dapat membuka kesalahan dan aib mereka tatkala masih bersama nabi.

Keenam, menyelisihi imam dalam shalat termasuk amalan jelek.

Ketujuh, dianjurkan bertanya dan meminta kejelasan tentang masalah yang pelik dan belum jelas.

Kedelapan, faedah tersirat bahwa tidak ada yang akan mampu dari umat ini dalam menyayingi kesungguhan nabi dalam beribadah kepada Allah Ta’ala secara maksimal dan sempurna. Wallahu Ta’ala A’lam.

Penulis  : Wawan Idris
Sumber: bimbinganislam.com

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler