28 C
Indramayu
Selasa, Juni 24, 2025


Saat Hidayah Mengetuk Hati Pembenci sekaligus Musuh Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam

ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Jika Alloh Azza wa Jalla berkehendak tak ada yang dapat menghalanginya.

Demikianlah, Alloh Azza wa Jalla Maha Kuasa juga Maha Berkehendak. Karena kehendak-Nya salah seorang pembenci dan musuh Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam pun masuk Islamnya.

- Advertisement -

Diketahui, Umar bin Al-Khaththab adalah sosok pembenci dan musuh Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam dan Islam. Ia selalu menghalang-halangi ummat Islam untuk beribadah dan tak segan melakukan penyiksaan.

Karena begitu menakutkannya bagi ummat Islam Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Alloh Azza wa Jalla agar melunakan hatinya. Dari Ibnu Umar radiyallohu  ‘anhuma, Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam berdo’a:

“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang yang lebih eng-Kau cintai dari kedua laki-laki ini : Abu Jahal atau Umar bin Al-Khaththab.” Sang perawi mengatakan, ternyata yang lebih dicintai oleh Allah adalah Umar. [H.R. Tirmidzi, no. 3681; Ahmad, 2:95].

Allah Ta’ala benar-benar mengabulkan doa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam. Umar bin Al-Khaththab pun masuk Islam.

Diriwayatkan Umar bin Al Khaththab radiyallohu ‘anhu beriman pasca peristiwa hijrah ke Habasyah tahap pertama. Pada sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar masuk Islam tiga hari setelah Hamzah radiyallohu ‘anhu masuk Islam.

Umar bin Khaththab radiyallohu ’anhu yang kemudian mengajak agar dakwah tak lagi sembunyi-sembunyi

Dahulunya sebelum masuk Islam, Umar bin Al-Khatthab radiyallohu ‘anhu sangat memusuhi dan sering menyakiti kaum muslimin. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Laila binti Hatsmah bin Abdullah istri Amir bin Rabi’ah radiyallohu ‘anhu:

“Demi Allah, ketika kami hendak berangkat untuk berhijrah ke negeri Habasyah. Pada saat itu, Amir bin Rabi’ah pergi untuk suatu keperluan, tiba-tiba Umar yang masih musyrik, datang dan berdiri di hadapanku.

Padahal sebelumnya kami sering mendapatkan perlakuan kasar darinya, ia suka menyakiti dan mengganggu kami. Akan tetapi pada saat itu, ia berkata, ‘Benarkah kalian akan berangkat, wahai Ummu Abdillah?’

Aku jawab, ‘Ya demi Allah, kami akan berjalan di bumi Allah, sebab kalian selalu menyakiti dan menindas kami, mudah-mudahan kelak Allah akan memberikan jalan keluar terbaik bagi kami.’

Umar berkata, ‘Semoga Allah bersama kalian.’ Sungguh aku melihat sikap lembut Umar yang belum pernah aku lihat selama ini. Kemudian ia pergi dan aku melihat ia merasa sedih atas kepergian kami.

Ketika Amir bin Rabi’ah datang dari menunaikan keperluannya, aku berkata kepadanya, ‘Hai Abu Abdillah, seandainya kamu tadi ada, kamu akan melihat sikap lunak dan kesedihan Umar atas kepergian kita ini.’

Amir berkata, ‘Apakah kamu berharap ia masuk Islam?’ Aku menjawab, ‘Ya.’ Ia berkata, ‘Sungguh orang yang kamu lihat tadi tidak akan masuk Islam sampai keledai Al-Khaththab masuk Islam.’

Amir merasa bahwa tidak ada harapan atas Umar akan masuk Islam, karena sikap keras dan kasarnya selama ini terhadap Islam.”

Pada peristiwa ini terlihat sikap lunak Umar bin Al-Khaththab radiyallahu ‘anhu yang tidak biasanya ia lakukan kepada orang Islam selama ini.

Itulah yang membuat Amir bin Rabi’ah radiyallohu ‘anhu tidak percaya apa yang diceritakan oleh istrinya, tentang sikap Umar radiyallohu ‘anhu itu. Amir bin Rabi’ah radiyallohu ‘anhu merasa tidak mungkin Umar akan masuk Islam.

Penulis  : Wawan Idris
Sumber: rumaysho.com

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler