ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Tauhid adalah perintah Alloh Azza wa Jalla yang paling besar, sebaliknya syirik (kemusyrikan) adalah larangan Alloh Azza wa Jalla yang paling besar.
Barangsiapa mengenal keagungan tauhid dan mengetahui bahaya kemusyrikan dengan sebenarnya, maka dia akan berusaha mewujudkan tauhid pada dirinya dan menjauhi kemusyrikan sejauh-jauhnya.
Berkenaan dengan hal itulah, sangat penting bagi kita ummat Islam mengetahui dan memahami kesyirikan serta perbuatan musyirik agar jangan sampai terjerumus ke dalamnya, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja.
Ini penting karena banyak orang mengetahui syirik itu dilarang agama, bahkan merupakan dosa yang paling besar, namun karena tidak memahaminya, maka dia terjerumus di dalamnya dengan tanpa menyadari.
Melansir Ustadz Abu Ismail dalam almanhaj.or.id, melakukan kesyirikan itu sangat berbahaya. Saking bahayanya dalam berbagai kesempatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengingatkan kepada para sahabat. Antara lain dalam hadits sebagai berikut:
Dari Abdurrahmân bin Abi Bakrah, dari bapaknya Radhiyallahu anhu , ia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perhatikanlah (wahai para sahabat), maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya tiga kali. Kemudian para sahabat mengatakan: “Tentu, wahai Rasûlullâh.” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Syirik kepada Allâh, durhaka kepada kedua orang tua.”
Sebelumnya beliau bersandar, lalu beliau duduk dan bersabda, “Perhatikanlah! Dan perkataan palsu (perkataan dusta),” beliau selalu mengulanginya sampai kami berkata, “Seandainya beliau berhenti”. [H.R al-Bukhâri dan Muslim].
Alloh Azza wa Jalla memberitakan bahwa Dia tidak akan mengampuni dosa syirik, hal ini jika pelakunya tidak bertaubat. Dia berfirman:
إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allâh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allâh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [Q.S. an-Nisâ: 48].
Alloh Azza wa Jalla juga memberitakan bahwa amal orang-orang musyrik sia-sia, tidak ada nilainya di sisi Alloh Azza wa Jalla. Dia berfirman:
مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَن يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنفُسِهِم بِالْكُفْرِ أُوْلاَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ
Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allâh, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia amal mereka, dan mereka itu kekal di dalam neraka. [Q.S. at-Taubah: 17].
Dalam Q.S. al-Ma-idah ancaman Alloh Azza wa Jalla lebih keras lagi bagi orang musyrik. Mereka akan kekal di dalam neraka. Alloh Azza wa Jalla berfirman:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِى إِسْرَاءِيلُ اعْبُدُوا اللهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allâh ialah al-Masih putera Maryam,” padahal al-Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allâh Rabbku dan Rabbmu”.
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allâh, maka pasti Allâh mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun. [Q.S. al-Ma-idah: 72].
Penulis : Wawan Idris
Sumber: almanhaj.or.id