31 C
Indramayu
Senin, April 7, 2025


Tak Sedang Haid, tapi Mengapa Perut Terasa Sakit? Waspadai, ini Penyebabnya

MHNEWS.ID.- Perut bagian bawah yang terasa sakit, meskipun tidak sedang dalam masa haid, bisa menjadi pengalaman yang cukup membingungkan.

Beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai gejala umum atau bahkan mengaitkannya dengan masalah kesehatan serius.

- Advertisement -

Namun, ada banyak penyebab yang beragam, dan dalam beberapa kasus, sakit ini bisa dipicu oleh kondisi yang tidak ada kaitannya dengan siklus menstruasi, seperti infeksi saluran kemih, kista ovarium, dan gangguan pencernaan.

Berikut adalah sejumlah penyebab yang mungkin menjadi alasan mengapa Anda merasa sakit perut bagian bawah tanpa adanya haid.

Kenapa perut bagian bawah sakit padahal tidak haid?

Disarikan dari WebMD, Medical News Today, dan Prevention, berikut adalah beberapa penyebab perut bawah sakit padahal tidak haid.

Ovulasi: penyebab ringan yang umum

Salah satu penyebab umum yang sering diabaikan adalah ovulasi, yaitu proses pelepasan telur dari indung telur.

Pada banyak wanita, ovulasi dapat menyebabkan rasa sakit ringan hingga sedang di bagian bawah perut, dikenal dengan istilah mittelschmerz atau nyeri tengah siklus.

Ini biasanya terjadi sekitar 10 hingga 14 hari sebelum periode menstruasi. Nyeri ini bisa terasa tajam atau seperti kram ringan, biasanya hanya berlangsung selama beberapa jam hingga dua hari.

Endometriosis: gangguan jangka panjang

Endometriosis adalah kondisi medis di mana jaringan yang biasanya melapisi rahim tumbuh di luar rahim.

Hal ini bisa menyebabkan nyeri yang sangat intens, terutama saat menstruasi, tetapi juga bisa terjadi di luar siklus menstruasi. Sakit yang dirasakan bisa tajam, menusuk, atau berdenyut pada bagian bawah perut, punggung, dan area panggul.

Endometriosis juga sering kali disertai dengan rasa sakit saat berhubungan seksual atau buang air besar.

Infeksi saluran kemih (ISK) dan sistitis

Infeksi saluran kemih (ISK) atau sistitis juga bisa menyebabkan nyeri di bagian bawah perut.

Infeksi ini terjadi ketika bakteri masuk ke dalam saluran kemih, dan dapat menyebabkan kram atau rasa sakit karena saluran kemih dan rahim berdekatan secara anatomi.

Gejala lain yang menyertai adalah rasa terbakar saat buang air kecil dan nyeri yang memburuk saat buang air kecil.

Kista ovarium: gangguan pada ovarium

Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di ovarium.
Sebagian besar kista ini tidak menimbulkan gejala, namun yang lebih besar dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam di sisi perut bagian bawah.

Jika kista tersebut pecah atau terpuntir, rasa sakit bisa menjadi sangat intens dan disertai dengan perdarahan ringan.

Gangguan pencernaan: IBS dan IBD

Gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau penyakit radang usus (IBD) juga dapat menyebabkan nyeri di bagian bawah perut.

IBS, yang memengaruhi sekitar 20 persen orang dewasa, sering menyebabkan kram perut yang bisa diikuti dengan diare atau sembelit.

Pada penyakit radang usus seperti kolitis ulserativa atau penyakit Crohn, kram perut bisa sangat parah dan disertai dengan penurunan berat badan, kelelahan, dan demam.

Kehamilan dan kehamilan ektopik

Kadang-kadang, sakit perut bawah bisa menjadi tanda awal kehamilan, terutama jika disertai dengan sedikit perdarahan atau bercak yang disebut sebagai pendarahan implantasi.

Ini biasanya terjadi sekitar 4 minggu setelah pembuahan, dan rasa sakit yang dirasakan relatif ringan jika dibandingkan dengan kram menstruasi.

Namun, dalam beberapa kasus, kehamilan ektopik (di luar rahim) dapat menyebabkan kram yang sangat tajam, yang juga bisa menjalar ke punggung dan bahu.

Fibroid rahim: tumor jinak yang mengganggu

Fibroid rahim adalah tumor jinak yang dapat tumbuh di dalam atau pada dinding rahim. Meskipun sering kali tidak menimbulkan gejala, fibroid yang besar bisa menyebabkan rasa berat atau kram yang intens di perut bagian bawah, terutama saat menstruasi.

Beberapa wanita juga melaporkan rasa sakit yang lebih tajam jika fibroid kekurangan pasokan darah.

Masalah dengan sistem pencernaan

Jika Anda sering merasa kembung, nyeri perut, atau merasa tidak nyaman setelah makan, mungkin masalahnya berkaitan dengan gangguan pencernaan, seperti dispepsia atau intoleransi laktosa.

Kondisi ini bisa memicu rasa sakit yang mirip dengan kram menstruasi, terutama setelah makan makanan yang mengandung produk susu.

Beberapa masalah kesehatan di atas bisa membuat perut terasa sakit, padahal sedang tidak haid. Untuk itu, pemeriksaan secara medis diperlukan untuk mengetahui penyebab pastinya.

Kapan harus ke dokter?

Jika rasa sakit perut bagian bawah berlangsung lebih dari beberapa hari, terasa sangat parah, atau disertai dengan gejala lain seperti demam, mual, atau pendarahan, sebaiknya segera hubungi dokter.

Penanganan dini dapat membantu mengidentifikasi penyebabnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Sebagian besar penyebab kram di luar siklus menstruasi ini dapat ditangani dengan pengobatan atau perubahan gaya hidup.

Namun, beberapa kondisi yang lebih serius, seperti endometriosis atau infeksi pelvis, memerlukan perhatian medis yang lebih intensif.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika merasa khawatir tentang gejala yang Anda alami.

Penulis: Nia Hetrlina [Pengurus PKK Kabupaten Indranayu]

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler