28 C
Indramayu
Selasa, Juni 24, 2025


Jadi Ancaman Kesehatan, Jangan Berlebihan Makan Seblak!

MHNEWS.ID.- Siapa yang tak kenal makanan yang bernama seblak? Makanan ini sangat populer dan disukai kalangan anak muda, terutama pencinta rasa pedas.

Namun, makanan tradisional asal Sunda ini secara umum digolongkan sebagai makanan tidak sehat.

- Advertisement -

“Tetapi, sebenarnya tergantung cara menyiapkan dan bahan-bahan yang digunakan,” kata dr. Santi selaku Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia kepada Kompas.com pada Rabu (30/4/2025).

Kenapa seblak digolongkan sebagai makanan tidak sehat?

Santi menjelaskan bahwa seblak dinilai makanan tidak sehat karena umumnya rendah kandungan gizi, yang mana bahannya didominasi karbohidrat dan sedikit protein, lemak baik, dan sayur-sayuran.

“Karena lebih didominasi dengan karbohidrat dan sedikit kandungan protein, lemak baik, dan sayur-sayuran,” ujarnya.

“Jika dikonsumsi sebagai makanan pokok, misalnya untuk makan siang, maka orang dapat mengalami kekurangan nutrisi yang tentunya berdampak buruk bagi kesehatan, jika kerap dilakukan,” terangnya.

Lebih lanjut, Santi mengatakan bahwa seblak identik dengan rasa gurih, yang biasanya didapat dengan menambahkan banyak garam dan penyedap rasa.

“Kandungan sodium dari garam, penyedap rasa, dan bahan baku pembuat kerupuk, bisa mencapai sepertiga sampai lebih dari setengah dari batas asupan sodium yang dianggap aman bagi kesehatan,” paparnya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa sebagian kerupuk dibuat dengan menambahkan bahan aditif, seperti pengawet, pewarna, dan lainnya.

Menurutnya, semua itu tentunya buruk bagi kesehatan, apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan. Seblak juga identik dengan rasa pedas yang disukai oleh kebanyakan orang.

Konsumsi cabai secara berlebihan dan berulang kali berisiko memicu gangguan di saluran pencernaan yang bisa menyebabkan sakit perut atau diare, apalagi bagi mereka yang sensitif terhadap rasa pedas.

“Selain karena gangguan pencernaan, rasa pedas menyebabkan suhu inti tubuh cenderung meningkat. Peningkatan ini dapat menyebabkan orang lebih sulit tertidur dan bisa mengganggu kualitas tidur,” jelasnya.

Jika sudah ketagihan makan seblak dengan tingkat konsumsi tinggi, Santi mengatakan seseorang tersebut berisiko kekurangan gizi (malnutrisi) dan bahkan bisa mengembangkan berbagai penyakit lebih serius.

“Dari kadar sodium yang berlebihan, bisa terjadi hipertensi, penyakit jantung, stroke, gangguan ginjal, dan lain-lain. Kadar sodium yang tinggi juga bisa membuat tubuh menahan air, akibatnya bisa membuat wajah tampak bengkak,” jelasnya.

Cara mengolah seblak lebih sehat

Makanan tidak sehat seperti seblak, menurut Santi, bisa diolah menjadi makanan lebih sehat dengan mempertimbangkan beberapa hal.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat seblak sendiri di rumah. Menurut Santi, seblak yang dibuat sendiri di rumah lebih mudah untuk meningkatkan nilai gizinya.

“Membuat sendiri seblak bisa membatasi jumlah garam, penyedap rasa, dan cabai yang digunakan, serta menjamin kebersihannya,” ujarnya.

Lalu, menambahkan kandungan protein serta vitamin dan mineral dalam seblak yang biasanya rendah, jika beli di luar.

“Bisa menambahkan protein, seperti ayam, telur, udang, dan lani-lain, serta menambahkan jumlah sayuran,” ucapnya.

Sementara, ia menyarankan untuk membatasi atau menghindari bahan, seperti bakso, sosis, dan sebagainya yang termasuk makanan olahan.

Ia menjelaskan, langkah-langkah tersebut perlu dilakukan agar asupan gizi harian tetap tercukupi saat makan seblak.

Selain itu, ia berpesan, “Seblak harus dikonsumsi sebagai makanan rekreasi, bukan sebagai makanan pokok.”

Penulis: Nia Herlina [Pengurus PKK Kabupaten Indramayu]

 

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler