MHNEWS.ID.- Survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan minat penduduk di Indramayu untuk menjadi petani itu sangat rendah, yaitu hanya berkisar 63 persen.
Hal itu dikatakan Bupati Indramayu, Lucky Hakim dalam diskusi detikcom Regional Sumit 2025 di Kabupaten Majalengka, Senin (19/5/2025) lalu.
Rendahnya minat warga Kota Mangga menjadi petani, terutama kalangan generasi mudanya atau kaum milenial memicu kekhawatiran sekaligus kegalauan Bupati Lucky.
Betapa tidak, Indramayu selama ini dikenal sebagai lumbung padi nasional dengan luas areal sawah lebih kurang 114.000 hetar dengan produksi mencapai 1,3 juta ton setiap tahunnya.
“Tapi ada kekhawatiran karena ternyata minat hasil dari survei BPS, minat penduduk di Indramayu untuk menjadi petani itu sudah sangat rendah, 63 persen sudah tidak minat lagi,” ungkapnya.
Menyikapi kegalauan Bupati Lucky, Ketua DPC Serikat Petani Indramayu (SPI), Try Utomo Rubiyanto menyarankan agar pemerintah daerah bentuk kebijakan tata ruang dan distribusi tanah.
Try Utomo juga menyarankan dalam membuat kebijakan tersebut agar melibatkan organisasi tani. Selain dari itu, Try Utomo juga menyarankan melakukan integrasi pendidikan agroekologi dalam program pengembangan SDM lokal.
“Momentum pengakuan ini seharusnya diikuti dengan komitmen politik dalam bentuk kebijakan tata ruang, distribusi tanah, dan pelibatan organisasi tani dalam perencanaan daerah,” tegas Try sebagaimana ditulis detikjabar.
Sebelumnya diberitakan Bupati Lucky memaparkan banyaknya potensi yang bisa dimaksimalkan di daerahnya dalam mendukung pengembangan Megapolitan Rebana. Salah satunya tentang industri pertanian.
Dalam diskusi detikcom Regional Sumit, Lucky menyampaikan, daerahnya dikenal sebagai lumbung padi nasional. Produksi gabah keringnya bisa mencapai 1,3 juta ton per tahun.
Namun diakui Lucky, tingginya produksi pertanian khususnya padi tidak selaras dengan regenerasi. Penyebabnya kata Lucky, generasi muda atau kaum milenial Indramayu enggan untuk menjadi petani.
Penulis: Wawan Idris