28 C
Indramayu
Selasa, Juni 24, 2025


Berbaktilah kepada Kedua Orang Tua, Maka Alloh Azza wa Jalla Memberikan Jalan Keluar dari Kesusahannya

ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Cara berbakti kepada kedua orang tua, ialah dengan mencurahkan kebaikan, baik dengan perkataan, perbuatan, ataupun harta.

Berbuat baik dengan perkataan, yaitu kita bertutur kata kepada keduanya dengan lemah lembut, menggunakan kata-kata yang baik dan menunjukan kelembutan serta penghormatan.

- Advertisement -

Berbuat baik dengan perbuatan, yaitu melayani keduanya dengan tenaga yang mampu kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, membantu dan mempermudah urusan-urusan keduanya.

Tentu, tanpa membahayakan agama ataupun dunia kita. Allah Maha Mengetahui segala hal yang sekiranya membahayakan.

Sehingga kita jangan berpura-pura mengatakan sesuatu itu berbahaya bagi diri kita padahal tidak, sehingga kitapun berbuat durhaka kepada keduanya dalam hal itu.

Berbuat baik dengan harta, yaitu dengan memberikan setiap yang kita miliki untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh keduanya, berbuat baik, berlapang dada, dan tidak mengungkit-ungkit pemberian sehingga menyakiti perasaan ibu bapak.

Berbakti kepada kedua orang tua tidak hanya dilakukan tatkala keduanya masih hidup. Namun tetap dilakukan manakala keduanya telah meninggal dunia.

Ada sebuah kisah, yaitu seseorang dari Bani Salamah mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia bertanya:

Wahai Rasulullah, apakah masih ada cara berbakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya meninggal?”

Beliau menjawab,”Ya, dengan mendoakannya, memintakan ampun untuknya, melaksanakan janjinya (wasiat), menyambung silaturahmi yang tidak bisa disambung kecuali melalui jalan mereka berdua, dan memuliakan teman-temannya“. [H.R. Abu Dawud].

Allâhu Akbar! betapa luas cakupan berbakti kepada kedua orang tua, bahkan termasuk di dalamnya keharusan memuliakan dan menyambung silaturahmi kepada teman kerabat.

Disebutkan dalam kitab Shahîh Muslim, dari ‘Abdullâh bin ‘Umar bin Khatthâb Radhiyallahu ‘anhu:

“Suatu hari beliau Radhiyallahu ‘anhu berjalan di kota Makkah dengan mengendarai keledai yang biasa beliau Radhiyallahu ‘anhu gunakan bersantai jika bosan mengendarai unta.

Lalu di dekat beliau lewatlah seorang Arab Badui. Lantas ‘Abdullah bin ‘Umar pun bertanya kepadanya, ”Benarkah engkau Fulan bin Fulan?” Ia menjawab, ”Ya!”

Kemudian ‘Abdullah bin ‘Umar memberikan keledainya kepada orang itu sambil berkata, ”Naikilah keledai ini.”

Beliau juga memberikan sorban yang mengikat di kepalanya seraya berkata, ”Ikatlah kepalamu dengan sorban ini.”

Maka sebagian sahabatnya berkata, ”Semoga Allah mengampunimu. Mengapa engkau memberikan keledai kendaraan santaimu dan sorban ikat kepalamu kepada orang itu?”

Maka ‘Ibnu ‘Umar menjawab, ”Orang ini, dahulu adalah teman ‘Umar (bapakku), dan aku pernah mendengar Rasulullah berkata, “Sesungguhnya bakti yang terbaik, ialah tetap menyambung hubungan keluarga ayahnya”.

Adapun balasan berbakti ini ialah pahala yang besar saat di dunia maupun akhirat. Barang siapa yang berbakti kepada orangtuanya, maka kelak anak-anaknya juga akan berbakti kepadanya, serta memberikan jalan keluar dari kesusahannya.

Penulis: Wawan Idris

 

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terpopuler