28.7 C
Indramayu
Kamis, September 11, 2025


Awas! Inilah 3 Jenis Antibiotik yang Berbahaya jika Digunakan tak Sesuai Aturan

MHNEWS.ID.- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan infeksi akibat bakteri yang resisten terhadap antimikroba telah menelan sekitar 1,27 juta orang di seluruh dunia pada 2019.

Bakteri-bakteri ini menyebabkan banyak penyakit, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang sumber daya perawatan kesehatannya terbatas.

- Advertisement -

Berikut tiga jenis infeksi bakteri super yang paling menakutkan di dunia.

1. Salmonella Enterica Typhi

Salmonella enterica Typhi adalah bakteri penyebab demam tifoid, infeksi usus serius yang menyebabkan diare, sakit perut, demam, dan sakit kepala.

Penyakit ini menjadi perhatian serius di beberapa wilayah Afrika, Mediterania Timur, dan beberapa wilayah Asia Tenggara serta Pasifik Barat yang sanitasi dan akses ke perawatan medisnya buruk.

Demam tifoid dulunya dapat diobati dengan mudah menggunakan antibiotik kloramfenikol, ampisilin, dan kotrimoksazol.

Namun pada 1970an, muncul strain yang resisten terhadap berbagai obat-obat tersebut. Sebagai respons, dokter beralih menggunakan antibiotik fluoroquinolone.

Sayangnya, dalam beberapa dekade terakhir muncul kasus demam tifoid yang resisten terhadap Fluoroquinolone.

Di beberapa wilayah, tifus hanya dapat diobati dengan antibiotik oral azitromisin. Namun, ada kekhawatiran bakteri mengembangkan resistensi terhadap obat tersebut.

2. Salmonella Non-Tifoid

Tidak semua jenis Salmonella menyebabkan tifus. Beberapa jenis Salmonella mengakibatkan gejala gastrointestinal ringan, seperti diare. Ini adalah jenis Salmonella yang terkadang diperoleh dari makanan yang kurang matang atau terkontaminasi.

Biasanya, penyakit akibat infeksi Salmonella ini akan sembuh dengan sendirinya. Namun belakangan, dokter menemukan bakteri yang resisten terhadap fluoroquinolone, antimikroba lini pertama yang digunakan untuk mengobati infeksi ini.

Sebagai gantinya, dokter beralih menggunakan antibiotik jenis ceftriaxone. Meski resistensi terhadap ceftriaxone jarang terjadi, CDC melaporkan hal ini berkembang di beberapa wilayah, khususnya Afrika sub-Sahara.

3. Staphylococcus Aureus

Staphylococcus aureus adalah bakteri yang dapat hidup di kulit manusia. Umumnya, bakteri ini tidak membahayakan.

Tapi jika bakteri ini tumbuh tidak terkendali, infeksinya dapat menyebabkan lesi yang berisi nanah, dan bahkan memicu sepsis yang mengancam nyawa.

Staphylococcus aureus biasanya diobati dengan antibiotik methicillin. Namun, ada strain yang sudah resisten terhadap obat ini.

Varian Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin dikenal juga dengan sebutan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

Pada 2019, MRSA menjadi patogen resisten tunggal yang paling mematikan di dunia. Pada tahun itu saja, MRSA telah menyebabkan lebih dari 100.000 kematian.

Penulis: Nia Herlina [Pengurus PKK Kabupaten Indramayu]

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

Berita Terpopuler