MHNEWS.ID.- Warga Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur mengirim surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa, Barat Dedi Mulyadi.
Surat yang sama juga dikirim Ketua Aliansi Warga Eretan Wetan Bersatu, Supriyanto kepada Ketua DPR RI, Puan Maharani, Menteri PUPR, Kepala BNPB, hingga Ketua DPRD Jabar.
Surat itu merupakam ekspresi harapan sekaligus puncak kekecewaan atas nasib yang dialami ribuan warga yang kampung halamannya selalu terendam banjir rob.
Melalui surat tersebut, mereka berharap penderitaan yang telah dialami selama puluhan tahun ini bisa didengar para pemimpin negeri dan ditanggulangi secara tuntas.
Diungkapkan Supriyanto, warga memohon bantuan pemerintah untuk mengatasi banjir rob yang telah merendam pemukiman mereka selama puluhan tahun tanpa solusi permanen.
“Alhamdulillah sudah dikirim semua, lewat paket kilat,” ujar Supriyanto sebagaimana ditulis Kompas.com, Rabu (24/9/2025).
Supriyanto menekankan, Desa Eretan Wetan bukan sekadar kumpulan rumah, melainkan tempat tinggal bagi lebih dari 12.000 jiwa.
Desa ini memiliki nilai sejarah, sebagai salah satu titik pendaratan tentara Jepang di Pulau Jawa pada 1 Maret 1942.
“Namun, di balik jejak sejarah itu, hingga kini kami masih menanggung penderitaan panjang akibat banjir rob yang tidak kunjung teratasi,” ungkapnya.
Setiap kali air pasang datang, dinding rumah warga berfungsi sebagai bendungan rapuh dan lantai rumah mereka terendam.
Dari sekitar 3.700 rumah di desa tersebut, hampir 100 persen terendam banjir rob. Banjir ini datang hampir setiap hari, tanpa mengenal waktu.
Supriyanto berharap misi Indonesia Emas yang digaungkan pemerintah pusat juga bisa dirasakan oleh anak-anak Desa Eretan Wetan.
“Tapi kenyataan sekarang generasi kami tumbuh dalam ancaman paru-paru basah, orangtua selalu membenamkan doa dalam genangan, sementara ibu-ibu hanya bisa menangis dalam diam tatkala dapurnya berubah menjadi kolam,” jelasnya.
Penulis: Wawan Idris