MHNEWS.ID.- PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Integrated Terminal Balongan, Indramayu digeruduk puluhan warga setempat, Selasa (23/9/2025).
Warga dari Forum Masyarakat Balongan Bersatu (FMBB) yang didominasi emak-emak itu menggelar aksi demonstrasi di depan kantor perusahaan BUMN tersebut.
Para demonstran selain membawa poster dan menempelkannya di pintu gerbang. Di antara mereka banyak yang mengekspresikan kemarahannya dengan cara memukul-mukul pintu gerbang dengan batu.
Akibatnya suasana bising pun menyertai aksi demonstrasi tersebut. Aksi ini dipicu penghentian bantuan susu dari Pertamina sejak Januari 2025.
Program yang sudah berjalan 15 tahun itu sebelumnya dinikmati lebih dari 6.000 warga, namun kini dialihkan ke program lain.
“Kami penginnya hak kami diberikan. Kami tak mau hak kami dialihkan ke program lain,” ujar salah seorang emak-emak bernama Sondarih (54).
Sondarih menuturkan, bantuan susu itu sudah diterima warga sejak 2010. Meski jumlahnya hanya satu kaleng per orang, bantuan tersebut dianggap penting untuk kesehatan di tengah dampak lingkungan akibat operasional Pertamina.
“Bantuan itu tidak cukup pak, apalagi biaya berobat itu sekarang mahal, kesehatan itu mahal,” kata Sondarih.
Akso (43) pendemo lainnya berujar, perjanjian awal bantuan susu mencakup 6.390 jiwa sejak 2009. Namun, pada 2025 jumlah warga yang seharusnya menerima bantuan meningkat menjadi sekitar 8.000 jiwa.
Area Manager Communications & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Susanto Satria, menegaskan perusahaan tetap berkomitmen pada masyarakat sekitar meski program susu dialihkan.
”Kami terbuka terhadap usulan program dari masyarakat Balongan dan kami sangat mengharapkan diskusi yang membangun kemandirian serta pengembangan masyarakat Balongan sesuai dengan kemampuan perusahaan,“ ujar Satria.
Diketahui, Pertamina mengusulkan program CSR berupa pembangunan gedung serbaguna Desa Balongan.
Gedung itu diharapkan menjadi sentra kegiatan masyarakat seperti UMKM, olahraga, hingga pelatihan.
Penulis: Wawan Idris
