MHNEWS.ID.- Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, meninjau langsung siswa yang menjalani perawatan akibat keracunan usai menyantap menu MBG.
Ia menyebut ada 15 pelajar dari SMA Maarif Kadungora dan SMA Siti Aisyah yang ditangani medis.
“Alhamdulillah mereka sudah lebih baik. Keluhannya pusing, sakit perut, lemas. Jadi yang ke sini memang yang gejalanya lebih berat,” kata Putri.
Ia memastikan biaya pengobatan seluruh siswa akan ditanggung Pemkab Garut. Investigasi penyebab keracunan Dinas Kesehatan Garut sudah mengambil sampel makanan yang diduga memicu keracunan MBG. Namun, hasil uji laboratorium belum keluar.
“Karena apanya juga tidak bisa diidentifikasi hari ini, kita harus melihat dulu, kan di sekolah ini banyak faktor. Yang jelas ini ada kontaminasi, tapi kita tidak tahu itu apa,” jelas Putri.
Kepala Bidang P2P Dinkes Garut, Asep Surachman, menambahkan, pihaknya menyiapkan formulir daring untuk mendata kemungkinan adanya korban tambahan.
“Kalau ada korban susulan, nanti langsung kita jemput. Jadi kita siaga terus ini,” ujarnya.
Diketahui, sebanyak 194 siswa di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Mirisnya lagi keracunan itu dialami siswa SD, SMP, dan SMA dalam waktu bersamaan.
Mengutip Kompas.com, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (17/9/2025) dan mayoritas siswa berasal dari Kecamatan Kadungora.
Dari total korban, 177 siswa mengalami gejala ringan, sedangkan 19 lainnya harus menjalani perawatan intensif di Puskesmas Kadungora.
Kronologi kejadian Kasus bermula setelah siswa mengonsumsi menu MBG yang dikelola dapur SPPG Yayasan Al Bayyinah 2 Garut, Desa Karangmulya.
Hidangan yang disajikan berupa nasi putih, ayam woku, tempe orek, lalapan sayur, dan stroberi.
Tak lama usai makan, sejumlah pelajar merasakan mual, muntah, dan pusing pada Selasa (16/9/2025) sore.
Kondisi tersebut berlanjut hingga keesokan harinya sehingga belasan siswa harus dilarikan ke fasilitas kesehatan.
Penulis: Wawan Idris