30.8 C
Indramayu
Senin, Oktober 13, 2025


Alloh Azza wa Jalla itu Esa, tapi Kenapa dalam Qur’an ada Kata Ganti “Kami”? Ini Penjelasannya

ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Dalam Al-Quran kerap ditemukan kata ganti ‘Kami’ untuk Allah Azza wa Jalla.

Kata ganti Kami dalam bahasa Indonesia menunjukkan atau artinya banyak. Sedangkan Alloh Azza wa Jalla itu Esa, Tunggal. Karena inilah banyak yang mengartikan Alloh Azza wa Jalla itu tidak Esa.

- Advertisement -

Dikutip dari almanhaj.or.id dijelaskan, di antara uslub (metode) bahasa Arab seseorang dapat menyatakan tentang dirinya dengan kata ganti ‘nahnu’ (kami) untuk menunjukkan penghormatan.

Atau menyebut dirinya dengan dhamir (kata ganti) أنا (saya) atau dengan kata ganti ketiga seperti هو (dia).

Ketiga metode ini terdapat dalam Al-Quran dan Allah Azza wa Jalla menyampaikan kepada bangsa Arab apa yang dipahami dalam bahasa mereka… [Fatawa Lajnah Daimah, 4/143].

Allah Subhanahu wa Ta’ala terkadang menyebutkan dirinya dengan sighoh mufrad (sendiri) secara nampak atau mudhmar (tersembunyi).

Tekadang dengan shigoh jama’. Seperti firman-Nya:

اِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِيْنًاۙ

Sesungguhnya kami telah taklukkan bagi kamu (Muhammad) dengan penaklukan yang nyata, dan semisal itu. Dan tidak pernah menyebutkan nama-Nya dengan shighoh tatsniyah (bentuk dua).

Baca Juga :  Wajib Diketahui! Ini Rahasia dan Keutamaan Membaca Al Qur’an

Karena shigoh jama’ mengandung pengagungan yang layak bagi-Nya. Terkadang menunjukkan makna nama-nama-Nya.

Sementara sighoh tatsniyah (bentuk dua) menunjukkan bilangan tertentu. Dan Dia tersucikan dari itu. [‘Al-Aqidah At-Tadmuriyah karangan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 75].

Lafaz (إنا ) dan (نحن) atau selainnya termasuk bentuk jamak, tapi dapat diucapkan untuk menunjukkan seseorang yang mewakili kelompoknya, atau dapat pula disampikan mewakili seseorang yang agung.

Sebagaimana dilakukan oleh sebagian raja apabila mereka mengeluarkan keputusan atau ketetapan, maka dia berkata:

“Kami tetapkan…” atau semacamnya, padahal dia yang menetapkan itu hanyalah satu orang. Akan tetapi diungkapkan demikian untuk menunjukkan keagungan.

Maka yang paling berhak diagungkan oleh setiap orang adalah Allah Azza wa Jalla. Maka jika Allah mengatakan dalam Kitab-Nya, (إنا), sesungguhnya Kami, atau (نحن), kami, itu adalah bentuk pengagungan, bukan menunjukkan bilangan. Wallahu Ta’ala A’lam.

Penulis  : Wawan Idris
Sumber: https://almanhaj.or.id

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini
Captcha verification failed!
Skor pengguna captcha gagal. silahkan hubungi kami!

Berita Terpopuler