ALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN. Allahumma sholli ‘ala Muhammad, wa‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. Sholat Dhuha diyakini dapat membuka pintu-pintu rizki, padahal keutamaannya lebih dari itu.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Kekasihku shallallahu ‘alaihi wa sallam mewasiatkan tiga perkara kepadaku: puasa tiga hari pada tiap bulan (tanggal 13, 14, 15 pada bulan Hijriyyah), dua raka’at shalat Dhuha, dan shalat witir sebelum tidur.” [Mukhtashar Shahiih Muslim (no. 367)].
Dari Abu Dzarr radhiyallahu anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةً، فَكُلُّ تَسْبِيْحَةٍ صَـدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيْدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٍ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِى مِنْ ذلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهَا مِنَ الضُّحَى.
“Pada masing-masing ruas jari kalian terdapat hak shadaqah. Setiap tasbih adalah shadaqah. Setiap tahmid adalah shadaqah. Setiap tahlil adalah shadaqah. Setiap takbir adalah shadaqah.
Memerintah kebaikan adalah shadaqah. Mencegah kemunkaran adalah shadaqah. Semua itu tercukupi dengan mengerjakan shalat Dhuha dua raka’at.” [Mukhtashar Shahiih Muslim (no. 364), Shahiih Muslim (I/499 no. 720)].
Jelaslah, betapa agung keutamaan sholat dhuha sebagaimana hadits di atas. Bila keutamaannya sedemikian agung, maka masihkah kita mau melalaikan sholat dhuha walau hanya dua rokaat?
Ya! Sholat dhuha yang sangat agung keutamaannya itu didirikan paling sedikit dua raka’at. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits tadi. Dan paling banyak delapan raka’at.
Dari Ummu Hani’ radhiyallahu ’anhuma, bahwa pada hari Fat-hu Makkah (penaklukan kota Makkah), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi di rumahnya lalu shalat delapan raka’at.”
[Muttafaq ‘alaihi : Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (III/51 no. 1176), Shahiih Muslim (I/226 no. 336 (71)), Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud) (I/170 no. 1277), Sunan at-Tirmidzi (I/295 no. 472), Sunan an-Nasa-i (I/126)]
Lalu kapan waktu yang paling tepat untuk mendirikan sholat dhuha? Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ’anhu, dia berkata:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui penduduk Quba’ yang sedang shalat Dhuha. Lalu beliau bersabda:
صَلاَةُ اْلأَوَّبِيْنَ إِذَا رَمَضَتِ الْفِصَالُ مِنَ الضُّحَ
“Waktu shalat al-awwaabiin (Dhuha) adalah ketika anak unta merasa kepanasan di pagi hari.” [Para ulama mengatakan waktu sholat Dhuha bisa didirikan mulai sekitar pukul 08.00].
Penulis : Wawan Idris
Sumber: almanhaj.or.id